December 5, 2012

Membaca Grafik Momentum Untuk Optimalkan Gain

Berapa kali Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam sebuah industri dan kemudian menghabiskan waktu, secara fundamental dan teknikal, untuk meriset perusahaan-perusahaan terkemuka dalam industri tersebut, namun tetap tidak yakin ketika sudah saatnya untuk order beli? Strategi momentum sudah terkenal mampu mengatasi hambatan tersebut.
Contoh-contoh Strategi
Strategi momentum mempunyai sejumlah contoh yang dapat dipilih: ada baiknya trader pemula mempelajari sebanyak mungkin contoh-contoh berikut ini untuk membangun landasan yang baik dalam program pembelian di masa mendatang.
  • Indikator avarage directional index (ADX) berada dalam tren meningkat.
  • Volume tengah meningkat atau sedang jatuh.
  • Terjadinya rata-rata pergerakan yang cepat bersilangan dengan rata-rata pergerakan yang lambat.
Dengan sejumlah faktor di dalam benak, trader pemula perlu membangun strategi dengan mempelajari tingkat toleransi perorangan dengan pemahaman yang jelas tentang tren di dalam pasar. Pasar yang bergairah (bull market) dalam tempo yang panjang, akan memunculkan individu-individu yang lebih berani ketimbang sekedar investor ritel, yang duduk di pinggiran setelah melewati bagian terbaik dari tiga tahun kondisi pasar yang lesu (bear market). Ini adalah jenis pasar yang akan memunculkan investor atau trader yang fokus pada strategi dan mempunyai kesabaran untuk mengkonfirmasikan apa yang dibaca.

Trader profesional sering menggunakan lebih dari satu indikator dalam pekerjaan mereka karena tak ada satu indikator yang dapat menyediakan segalanya dalam membuat keputusan kritis untuk membeli.

Studi Kasus
Perhatikan sejumlah contoh strategi momentum untuk mempelajari saham The Gap (GPS).

Pada grafik pertama The Gap, tanda panah merah ditempatkan pada sinyal beli yang paling jelas. Sinyal pertama terjadi pada 22 Oktober 2002, dengan harga saham ditutup pada $9,99. Kenaikan pada beberapa pekan ke depan mendorong harga saham ke level $15,59, naik 62%. Tanda panah kedua berada pada 18 Maret 2003, dengan harga saham ditutup pada $14,75. Pada 30 April ditutup pada harga $16,67.



Pada grafik kedua (di bawah) menunjukkan peningkatan volume yang diperdagangkan setiap hari mulai 17 Oktober 2002, dengan 3.121.000 saham yang diperdagangkan, dan harga saham ditutup pada $10,52. Kenaikan volume berlanjut hingga beberapa pekan kemudian sehingga mencapai 16.261.000 saham yang diperdagangkan pada 7 November, dimana harga saham ditutup pada $13,42. Tren kenaikan ini berhubungan dekat dengan persilangan dua grafik rata-rata bergerak di grafik pertama. Pentingnya menggunakan lebih dari satu indikator dalam setiap strategi kini menjadi jelas: harga saham terus meningkat pada atau hingga 6 Maret ketika tren penurunan volume mulai terjadi. Individu-individu yang hanya menggunakan indikator volume akan ketinggalan pada putaran harga saham selanjutnya.



Kini kedua indikator itu mengisahkan cerita yang berbeda – yang mana yang kita yakini dan menjadi dasar untuk bertindak? Inilah saatnya untuk memasuki indikator ketiga dari momentum strategi, ADX, untuk membantu menghindari kebingungan.



Penjelasan langsungnya adalah, ADX mengukur kekuatan tren yang terjadi sebagaimana halnya menentukan apakah terjadi pergerakan di pasar. Skala ukuran ADX adalah mulai dari 0 hingga 100. Nilai ADX yang rendah (umumnya di bawah 20) dapat mengindikasikan sebuah non-trending market (pasar yang tidak mempunyai tren yang kuat) dengan volume yang kecil. Sebaliknya skala ADX di atas 20, bisa mengindikasikan awal dari suatu tren (apakah naik atau turun). Jika ADX melebihi 40 dan mulai turun, hal ini mengindikasikan perlambatan dari tren yang sedang terjadi. Indikator ini juga dapat digunakan untuk mengindentifikasikan non-trending market atau pelemahan tren yang sedang berlangsung di pasar. Meskipun arah pasar penting dalam perhitungan ini, ADX bukanlah indikator arah.

Penjelasannya, ADX pada grafik The Gaps menunjukkan kepastian kekuatan tren pada akhir Oktober. Pada 1 November, ADX terbaca 20,03. Dengan rata-rata bergerak pertama menunjukkan sinyal beli pada strategi kami dan dengan volume peningkatan pada saat bersamaan, konfirmasinya jelas ketika grafik ADX naik di atas 20: trader seharusnya sudah menjaring saham ini.

Kendati demikian, apakah sinyal beli benar-benar berlanjut atau tidak, pada bulan Maret. Pada tanggal yang sama dua grafik rata-rata bergerak menunjukkan sinyal beli yang jelas, ADX turun ke 18,64, mempunyai persilangan di atas nilai 20 sepekan sebelumnya. Investor meninggalkan saham ini, yang diindikasikan dengan tren penurunan volume, dan ADX mengkonfirmasikan bahwa trennya terpatahkan.

Kesimpulan
Pentingnya strategi momentum adaalh pada pemahaman pada contoh-contoh tersebut dan bagaimana strategi tersebut memberi tahu kita kapan dan dimana untuk memasuki pasar. Konfirmasi adalah kunci, dan jika diikuti dengan cermat, strategi momentum memungkinkan untuk keuntungan yang lebih besar, dan lebih penting lagi, pemikiran yang lebih luas.

Sumber: www.investopedia.com

No comments: