October 3, 2012

Belajar Technical Analysis

Artikel ini saya ambil dari Terus Belajar Saham, cukup menarik untuk kita baca:
"Analisa Teknikal?Apa itu?" gumam anda dalam hati. "Kok investasi saham pake analisa teknik. Emangnya saham punya mesin?"

Nah, untuk menghindari salah pengertian, sebelum kita diskusi tentang prinsip yang mendasari analisa teknikal (technical analysis), saya jelaskan dulu apa sebenarnya Analisa Teknikal ini.


Analisa Teknikal (Technical Analysis atau disingkat TA) adalah bidang yang memperhatikan gejolak harga (dan volume) saham dengan tujuan memprediksi harga saham di masa datang. Analisa teknikal biasanya dilakukan dengan menggunakan “chart” atau grafik.
Ada pemain saham yang menganggap Analisa Teknikal hanyalah chart/grafik harga. Tidak begitu. Semua metode analisa yang menggunakan harga (dan/atau volume) termasuk dalam Technical Analysis ini, terlepas apakah metode itu dijabarkan dalam grafik atau tidak. 
Saat ini Technical Analysis sudah diterima sebagian pemain saham sebagai alat yang berguna. Tapi tetap saja masih ada yang menganggap bahwa Technical Analysis tidak bermanfaat sama sekali.

“Analisa Teknikal itu omong kosong,” begitu kata mereka. “Saya hanya percaya pada analisa fundamental.”
Pendapat mereka sah-sah saja. Tapi terlepas dari apakah analisa teknikal berguna atau tidak, tidak ada salahnya anda mencoba dan menentukan pendapat anda sendiri.
Sebelum anda mendalami Technical Analysis lebih lanjut, anda sebaiknya terlebih dahulu tahu prinsip-prinsip dasar berikut:
  • Tidak ada satu pun analisa teknikal yang bisa memprediksi semuanya, yang “works all the time.”
  • Analisa Teknikal terbagi menjadi dua metode utama: trend-following dan oscillator.
  • Sebelum anda percaya analisa teknikal anda harus terlebih dulu percaya dalil momentum.
  • Prediksi yang diberikan analisa teknikal bersifat TIDAK absolut.
  • Analisa Teknikal digunakan karena sifatnya yang konsisten dan tanpa prasangka (unbiased).

Mari kita telaah lebih dalam prinsip-prinsip tersebut.
Prinsip Pertama: Tidak ada satu pun analisa teknikal yang bisa memprediksi semuanya.
Kalau anda mendalami TA, anda akan menemukan berbagai rupa metode, dari yang sederhana sampai yang rumit. Tampilan harga saham bisa dilakukan dengan bar, candlestick, point-and-figure dan lain-lain. Metode perhitungan juga ada puluhan bahkan ratusan, di antaranya: Average True Range, Bollinger Bands, Chaikin Money Flow, Moving Average Convergence Divergence (MACD), Moving Average, On Balance Volume, Parabolic SAR, Price Channel, Relative Strenth Index, Stochastic, Williams’ %R.
Yang harus anda camkan: Dari semua metode ini, tidak ada satupun yang bisa melakukan semua hal, tidak ada satupun yang “works all the time.” Artinya, setiap metode punya kelebihan tapi juga ada kelemahannya.

Contohnya begini: Bollinger Bands bisa berfungsi dengan baik ketika volatilitas relatif stabil tapi tidak efektif ketika volatilitas berubah menjadi tinggi. Atau, Moving Average mungkin berfungsi baik ketika saham bergerak dalam trend, tapi tidak banyak gunanya ketika harga bergerak dalam kisaran (sideways).
Jadi kalau ada orang yang mengklaim bahwa analisa teknikal ciptaannya bisa memprediksi pergerakan semua saham dalam segala kondisi, wah, sebaiknya anda berhati-hati. Ini sama saja dengan tukang obat yang mengklaim bahwa obatnya bisa menyembuhkan semua penyakit: darah tinggi, darah rendah, kencing manis, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kanker, sampai impotensi, mandul, penyakit kulit, penyakit kelamin dan lain sebagainya.

Mungkinkah?
Kemungkinan selalu ada, tapi sangat kecil. Beranikah anda mempertaruhkan kesehatan dan nyawa anda hanya dengan obat ini? Saya rasa tidak. Jadi sebaiknya juga anda tidak mempertaruhkan seluruh uang investasi anda pada satu analisa teknikal.
Prinsip Kedua: Analisa Teknikal terbagi menjadi dua cabang utama, trend-following dan oscillator. 
Prinsip kedua ini adalah kelanjutan dari prinsip pertama. Ada baiknya kita lihat dulu perbedaan trend-following dengan oscillator.

Indikator trend-following berfungsi memprediksi apakah suatu saham sedang bergerak naik (uptrend) atau turun (downtrend) sedangkan indikator oscillator berfungsi memprediksi suatu saham yang bergerak dalam kisaran apakah sudah jenuh jual atau jenuh beli.
Indikator trend-following tidak bekerja efektif pada saham yang bergerak dalam kisaran (sideway). Demikian pula, indikator oscillator tidak berfungsi maksimal pada saham yang sedang bergerak naik atau turun.
Kalau saja pergerakan harga saham selalu sama (yang naik, naik terus; yang sideway, sideway terus; yang turun, turun terus) tentu tidak ada masalah karena indikator yang sudah berfungsi baik akan tetap berfungsi.

Tapi masalahnya saham tidak terpaku pada pergerakan yang sama: yang sudah naik berkemungkinan berubah menjadi bergerak sideway. Atau juga saham yang sudah lama bergerak sideway, tiba-tiba keluar dari kisarannya dan memulai trend turun. Ketika perubahan ini terjadi, analisa teknikal yang berfungsi efektif sebelumnya akan menjadi tidak efektif dan memberi sinyal yang tidak tepat. 


Guru Yosen memberitahu Chin Mi, si Kung Fu Boy, bahwa taktik harus disesuaikan dengan keadaan
Maka dari itu, anda harus membedakan dulu analisa teknikal yang anda gunakan, apakah ia adalah trend-following (misalnya moving average, MACD) atau oscillator (Relative Strength Index, Stochastic).

Menggunakan indikator trend-following pada saham yang bergerak dalam kisaran sempit akan menuai kerugian. Demikian pula sebaliknya, menggunakan indikator oscillator pada saham yang sedang trend naik akan membuat kita menjual terlalu awal.

Prinsip ketiga: Sebelum anda percaya pada analisa teknikal, anda harus terlebih dulu percaya pada dalil momentum.

Dalil momentum mengatakan bahwa sesuatu yang bergerak maju akan cenderung tetap bergerak maju; yang bergerak turun, cenderung tetap turun; yang tidak bergerak, cenderung tetap tidak bergerak.

Kalau anda ingin membuktikan dalil ini, coba anda mendorong mainan mobil-mobilan. Mobil itu akan meluncur, lalu kecepatannya melambat sebelum berhenti. Mobil tersebut tidak berhenti mendadak, apalagi langsung berubah dari maju menjadi mundur. Coba anda pikirkan, adakah benda yang sedang bergerak maju cepat lalu tiba-tiba berbalik arah tanpa terlebih dahulu memperlambat majunya?

Dalil momentum yang merupakan hukum fisika juga berlaku dalam pergerakan harga saham. Saham yang sedang dalam trend naik biasanya tidak langsung anjlok lagi ke harga semula. (Kalau saham mencoba naik tapi langsung turun ke harga semula, ini berarti saham tersebut belum bermomentum naik.) Saham yang sedang dalam trend turun tidak langsung berubah arah dan naik dengan kencang. Saham yang bergerak sideway kemungkinan akan tetap sideway sampai ada aksi beli atau jual signifikan yang meretas gerakan sideway ini.

Kalau anda masih kurang yakin dengan dalil momentum ini, saya sarankan anda memperhatikan gerak harga beberapa saham selama beberapa bulan. Coba anda lihat sendiri apakah benar saham yang sedang turun lebih cenderung turun, saham yang sedang naik lebih cenderung naik, saham yang bergerak sideway lebih cenderung sideway.

Kalau setelah beberapa bulan menelaah gerakan harga saham anda masih tidak percaya dalil momentum, artinya anda tidak akan percaya pada analisa teknikal apapun dan sebaiknya anda menghindari menggunakan analisa ini.


Prinsip Keempat: Prediksi dari analisa teknikal bersifat TIDAK absolut.

Tidak absolut? Kok begitu?

Artinya, hanya karena analisa teknikal memberi sinyal bahwa saham akan naik, tidak berarti saham tersebut harus naik. Analisa teknikal (seperti juga analisa fundamental dan analisa-analisa lainnya) bersifat prediksi atau, dengan kata lain yang lebih gamblang, nebak. Intinya, ketika kita menebak, tebakan kita bisa salah.

Karena kemungkinan salah ini, anda harus selalu siap untuk cut-loss, apapun metode Technical Analysis yang anda gunakan. Misalkan saja metode analisa teknikal yang anda pakai menyatakan bahwa saham ELTY akan naik tapi kenyataanya ELTY malah turun. Perbedaan sinyal dengan kenyataan ini berarti ada yang salah. Kesalahan ini bisa saja karena analisa teknikal yang anda gunakan tidak berfungsi baik pada situasi tersebut atau bisa juga karena anda salah menginterpretasi sinyal tersebut.

Apapun sebabnya, kenyataan yang bertolak belakang dengan sinyal mengharuskan anda untuk mengambil sikap: menyalahkan analisa teknikal atau menyalahkan pasar. Karena pasar tidak pernah salah, berarti yang salah adalah metode analisa yang anda gunakan. Kesimpulannya: kalau salah, anda harus cut-loss dan jangan berargumentasi dengan pasar. Untuk lebih tahu tentang cara cut-loss/stop-loss, silahkan baca pos “Cara Cut-Loss Untuk Stop Kerugian Saham.”

Mungkin anda protes, “Kalau analisa teknikal tidak menghasilkan prediksi yang absolut, ngapain gue pake?” Jawaban ini akan anda temukan pada prinsip kelima.


Prinsip Kelima: Analisa Teknikal digunakan karena bersifat konsisten dan unbiased (tidak memihak).

Memang analisa teknikal sering menelurkan prediksi salah. Tapi pemain saham tetap memakai analisa teknikal karena sifatnya yang konsisten dan unbiased. Apa maksudnya?

Salah satu sebab utama pemain saham rugi adalah karena ia tidak konsisten ketika mengambil keputusan beli atau jual. Ia memutuskan membeli dan menjual hanya berdasarkan “feeling,” cara yang saya namakan metode “semau udel.”

“Feeling gua saham BBRI mau naik nih. Jadi gua beli lah,” begitu kira-kira argumentasi yang diberikan. Tidak ada penjelasan lebih lanjut, tidak ada sebab-akibat, tidak ada perhitungan matematis, tidak ada analisa spesifik.

Masalahnya, “feeling” tidak bisa diukur dan tidak bisa dikalkulasi dengan jelas. Lagipula “feeling” anda tergantung apakah anda senang, sedih, siaga, ngantuk, lapar, kenyang, jatuh cinta, patah hati. Karena sifat “feeling” yang tidak konsisten ini, anda bisa melakukan kesalahan terus-menerus karena anda tidak menggunakan patokan jelas untuk memutuskan beli atau jual saham.

Berbeda dengan analisa teknikal.

Analisa teknikal dikalkulasi dengan menggunakan data otentik harga (dan volume) saham. Harga dan volume ini adalah fakta, tetap sama, dan tidak tergantung kondisi anda. Juga tidak tergantung hari yang cerah, mendung, panas, dingin, hujan. Perhitungan matematis analisa teknikal bersifat konsisten dan tidak memihak, sifat yang sangat penting ketika anda berhadapan dengan pasar dan diri anda yang kondisinya berubah-rubah. 

Demikian prinsip-prinsip dasar analisa teknikal. Cerna dan cermati. Setelah anda sudah setuju dengan prinsip-prinsip ini, barulah anda siap mempelajari analisa teknikal secara mendalam.

No comments: